Sabtu, 15 April 2017

MISTERI GUNUNG KELUD

Gunung Kelud terletak diantara Kabupaten Blitar dan Kediri. Gunung Kelud merupakan saah satu tujuan wisata jatim yang cukup terkaenal. Di balik ketinggian gunung ini yang mencapai 1.731 mdpl, tersimpan banyak misteri yang harus diketahui oleh kita bersama.

Hasil gambar untuk foto gunung kelud


Bedasarkan legenda masyarakat setempat, Gunung Kelud terbentuk  akibat pengkhianatan seorang putri bernama Dewi Kilisuci terhadap cicin dua raja yang bersaing untuk memperistrinya yaitu Lembu Suro dan Mahera Suro, Dewi Suci adalah anak dari Jenggolo Manik. Dengan kecantikkannya maka tidak ada yang heran ada dua orang raja yang bersaing merebutnya, hanya saja yang melamar bukan manusia normal, karena yang satu manusia berkepala lembu yaitu Lembu Suro dan satunya lagi manusia berkepala kerbau yaitu Mahesa Suro.

Dewi Kilisuci yang enggan menerima lamaran mereka akhirnya membuat sayembara sulit, yaitu membuat dua buah sumur diatas puncak Gunung Kelud dimana sumur yang satu harus berbau wangi sementara sumur yang lain harus berbau amis dan sayembara ini harus direalisasikan hanya dalam satu malam saja.

 Adapun mistis yang ada di Gunung Kelud, yaitu
  1.Legenda Pengkhianatan Cinta
  2.Tempat Keris Empu Gandring Terkubur
  3.Bidadari Penunggu Kawah
  4.Adanya Jalan Misterius
  5.Dilindungi Kerajaan Daha
  6.Lahirnya Para Pemimpin Indoneisa




Kamis, 13 April 2017

MISTERI GUNUNG ARJUNO

Gunung Arjuno dengan ketinggian (3.339 mdpl) terletak di Malang, Jawa Timur. Salah satu keistimewaan gunung ini banyak peninggalan petilisan Kerajaan Majapahit, namun bagi simomoters yang akan Gunung Arjuno ini harus berhai hati. karena menurut cerita masyarakat sekitar banyak pendaki tersesat bahkan adapula tidak bisa pulang kembali. Gambar terkait


Adapun mistis yang terdapat di Gunung Arjuno ini, salah satunya yaitu Alas Lali Jiwo dan Acara Ngunduh Mantu

1. Alas Lali jiwo
  Sebelum mencapai punak Gunung Arjuno, terdapat tempat yang disebut masyarakat sebagai Alas Lali Jiwo atau berarti hutan lupa diri. Menurut kepercayaan setempat, orang yang mempunyai niat jahat, jika melewati tempat tersebut akan tersesat dan lupa diri. Menurut ahli spiritual, daerah tersebut memang banyak di huni oleh para jin. Para pendaki kadang mendengar suara gamelan dan kemudian menghilang. Konon pendaki tersebut di bawa dan untuk dikawinkan dengan bangs jin tersebut.

2. Acara Ngundhuh Mantu
  Cerita mistis di Gunung Arjuno memang kerap terdengar dan sudah menjadi bahan pembicaraan masyarakat sekitar, seperti tentang adanya lantunan musik Ngundhuh Mantu. Para pendaki atau penambang belerang kadang mendengar Ngundhuh mantu, yaitu suara gamelan Jawa untuk acara pernikahan.









Selasa, 11 April 2017

MISTERI GUNUNG SALAK

 Gunung Salak adalah nama sebuah gunung yng terletak di perbatasan antara Kabupaten Bogor dan Sukabumi. Kawasan Gunung Salak tidak hanya terkenal berbahaya ataupun angker, tetapi juga menyimpan sejuta mistis.

 Puncak Gunung Salak memiliki cuaca yang berubah ubah. Terkadang saat matahari bersinar terik, hujan mendadak turun dengan lebat disertai kabut yang  mengaburkan pandangan mata. Inilah yang paling sering menyebabkan bahaya bagi para pendaki.
Hasil gambar untuk foto gunung salak


Misteri yang paling terkenal adalah kisah ngahyang atau moksanya Prabu Silingwangi, Raja Pajajaran yang memutuskan untuk menghilang dari dunia nyata setelah terdesak pengaruh Islam pada masanya. Konon, di belantara Gunung Salak inilah beliau terkepung dan mengapung ke udara. Titik menhilangnya Prabu Siliwangi ini kemudian di kenal sebagai `pengapuran`. Lokasinya berjarak tidak jauh dari Kawah Ratu.

Adapun kejadian aneh yang terjadi di Gunung Salak
 1. Korban di kawasan Kawah Ratu dan Curug Seribu
 2. Jatuhnya Sukhoi Superjet 100
 3. Jeritan wanita meminta tolong
 4. Mimpi massal diajak kencan
 5. Suara gamelan
 6. Kampung setan
 7. Penampakan nenek
 8. Bintang gaib
 9. Kejadian aneh di Puncak Manik
 10. Pendaki sering hilang

MISTERI GUNUNG LAWU


 Gunung Lawu ( 3.265 mdpl ) terletak di Pulang Jawa, indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Gunung Lawu terletak diantara dua kabupaten yaitu Kabupaten Karanganyar,Jawa Tengah,dan Kbupaten Magetan,Jawa Timur.

Gunung Lawu memliki tiga puncak, Puncak Haro Dalem, Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah. Yang teakhir adalah puncak tertinggi.

Gambar terkait


Gnung Lawu menyimpan misteri pada masing masing puncak utamanya dan menjadi tempat yang dimitoskan sebagai tempat sakral di Tanah Jawa. Harga Dalem diyakini sebagai tempat pamoksa Prabu Bhrawijaya Pamungkas, Harga Dumiling diyakini sebagai tempat pamoksa Ki Sabdopalon, dan Harga Dumilah merupakan tempat yang penuh misteri yang sering digunakan sebagai ajang menjadi kemampuan olah batin dan meditasi.

Konon Gunung Lawu merupakan pust kegiatan spiritual di Tanah Jawa dan berhubungan erat dengan tradisi dan budaya Praja Mangkunegaran. Tempat tempat yang diyakini misterius oleh penduduk setempat yakni: Sendang Inten, Sendang Drajat, Sendang Panguripan, Sumur Jalatunda, Kawah Candradimuka, Repat kepanasan/Cakrasurya, dan Pringgodani. Adapun mitos saat mendaki Gunung Lawu, berikut 5 mitos dan pantangan saat mendaki Gunung Lawu

   1. Tempat peristirahatan terakhir Raja Majapahit.
   2.  Kupu kupu hitam dengan bulatan biru di sayapnya.
   3.  Dipercaya memiliki nyawa.
   4.  Pasar setan.
   5.  Dilarang memakai baju hijau.

Senin, 10 April 2017

MISTERI GUNUNG SEMERU

Gunung Semeru adalah gunung tertinggi di pulau Jawa. Walaupun gunung ini aktif,para pendaki masih sangat antusias untuk menaklukan gunung ini. Gunungini memiliki panorama alam yang sangat indah ditambah ada beberapa danau cantik yang ada di trek pendakian.

Dibalik keindahan gunung semeru,terdapat beberapa misteri yang sampai saat ini belum terpecahkan. Berbagai cerita mistis dan aneh sering di alami para pendaki

     1.MBAH DIPO

Mbah dipo seperti hal nya Mbah Marijan sang juru kunci gunung merapi yang terkenal itu. Mbah dipo bertempat tinggal di area yang paling berbahaya ketika nanti ada letusan Gunung Semeru.

Menurut sebagian masyarakat,beliau adalah satu satunya orang yang mengetahui kapan meletusnya Gunung Semeru.

Namun sekarang Mbah Dipo telah tiada,jika nanti Gunung Semeru meletus maka ada satu pesan yang disampaikan Mbah Dipo sebelum meinggal. Beliau berkata bahwa jangan pernah lari ke arah desa Gunung Sawur,tapi larilah ke arah sungai.

    2.ARCOPODO

Arcopodo yang berarti patung kembar merupakan salah satu misteri paling terkenal di Gunung Semeru. Arcopodo merupakan daerah lapang yang berada setelah hutan. Dalam misteri Gunung Semeru,patung tersebut pendirnya prajurit kerajaan Majapahit.

Nnamun keberadaan patung tersebut ternyaa tidak bisa dilihat sembarang orang. Hanya orang orang tertentu yang dapat melihat keberadaan patung tersebut.

Dan jka da yang melihatpun memiliki berbagai versi tersendiri. Ada yang bilang patung tersebut sebesar anak kecil,namun juga ada yang mengatakan bahwa patung tersebut sebesar raksasa sehingga bisa nampak dari jauh. Area Arcopodo ini merupakan pos terakhir sebelum pendaki menuju puncak mahameru.







MISTERI GUNUNG BROMO

 Kisah mistis mengerikan dibalik keindahan Gunung Bromo memang bisa dibilang ada di luar nalar dan tidak bisa diterima oleh akal sehat. Gunung Bromo sendiri memang memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa dan menjadi salah satu destinasi wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Tidak hanya menyimpan keindahan alam yang sangat luar biasa tetapi juga memiliki kisah mistis yang melegenda dan juga sulit diterima nalar. Untuk masyarakat sekitar, Gunung Bromo ini dijadikan sebagai gunung suci dan disakralkan oleh para suku Tengger. Konon, Gunung bromo ini menjadi tempat persinggahan dewa pada saat turun ke bumi. Dan bahkan menjadi tempat persemayaman akhir beberapa dewa yang mana menjadi rekan di Kerajaan Majapahit.
Kisah Mistis Mengerikan Dibalik Keindahan Gunung Bromo
Benda Pusaka Peninggalan Dewa
Banyak sekali kisah mistis mengerikan dibalik keindahan Gunung Bromo yang bisa dibahas, namun memang terkadang tidak diterima oleh nalar. Yang pertama adalah mengenai legenda benda pusaka, tidak ada yang menyangka bahwa banyak sekali orang yang bercerita mengenai kisah-kisah bahagia namun ternyata juga menyimpan kisah mistis yang bisa dibilang cukup mengerikan. Menurut kisah yang beredar di sekitar lokasi Gunung Bromo, konon memiliki banyak sekali peninggalan benda -benda pusaka dari kerajaan Majapahit yang mana terkubur di gunung Bromo tersebut. Dan dipercaya juga jika benda-benda pusaka tersebut merupakan peninggalan dari para Dewa sehingga nantinya setiap orang yang mengunjungi dan berwisata ke gunung ini sangat perlu menjaga sikap karena kepercayaan mengenai kekuatan mistis itu sendiri.
Legenda Akar Ghaib
Kemudian yang kedua adalah legenda akar ghaib, kisah ini merupakan kisah yang sangat terkenal dan bahkan menjadi kisah yang paling terkenal di Gunung Bromo. Kisah ini merupakan legenda tentang akar ghaib yang mana menyelimuti kawah pasir. Menurut sebagian orang yang dapat melihat dari kacamata spiritual, akar ghaib ini melintas tepat di tengah lautan pasir Gunung Bromo. Bahkan orang-orang yang memiliki kelebihan dalam melihat hal-hal ghaib sendiri tidak semuanya dapat melihat akar tersebut, dan hanya orang-orang terpilih saja yang dapat melihatnya, bahkan merasakan seberapa dahsyat kekuatan tersebut. Menurut orang sekitar sendiri, jika ada orang yang kehilangan arah pada saat berada di lautan pasir, hal tersebut dikarenakan keberadaan akar ghaib itu sendiri. Namun menurut orang-orang yang memang memiliki kekuatan supranatural, percaya bahwa orang-orang yang kehilangan arah serta hilang tanpa ada jejaknya tersebut memiliki tujuan yang tidak baik dan juga tidak menghormati penjaga dari Gunung Bromo tersebut.
Pasir Hisap
Lalu juga pasir hisap, pasir hisap tersebut berada di sekitar area padang savanna, pasir hidup nantinya akan memungkinkan seseorang tersedot sampai ke bawah, oleh karena itu jika memang tidak mengetahui daerah tersebut, sebaiknya bertanya kepada orang yang memang lebih tahu. Dan pada beberapa kasus banyak kejadian yang tidak bisa diterima oleh akal sehat. Kemudian juga terdapat pancuran yang mana diberikan patok sebagai batas agar tidak dilewati manusia. Selain itu juga terdapat tempat di mana konon Roro Anteng melahirkan di tempat tersebut namun rahimnya tidak dibuahi oleh suaminya.
Orang Hilang Tanpa Jejak
Kemudian kisah mistis yang mana banyak orang hilang tanpa jejak, namun hal tersebut tentu saja terdapat alasannya. Banyak orang yang percaya bahwa jika memang ada orang yang hilang, tujuan datang ke Gunung Bromo tidak baik. Misalnya saja jika ada dua sejoli yang bermesraan dan melakukan perbuatan yang tidak senonoh di Gunung Bromo, nantinya akan hilang dan jejaknya bahkan jasadnya tidak ditemukan. Hal tersebut memang pada dasarnya tergantung dari Tuhan, namun di setiap daerah sendiri tentu saja terdapat beberapa syarat dan ketentuannya sendiri dan harus ditaati dengan baik.
Pembangunan Istana Raksasa
Lalu ada juga kisah mistis mengenai pembangunan istana raksasa oleh Ki Bromo, hal tersebut diyakini oleh beberapa masyarakat sekitar sana dan juga warga suku Tengger yang mana pada saat terjadinya erupsi Gunung Bromo, maka Ki Bromo sedang membangun sebuah istana yang sangat megah dan juga tinggi yang mana sampai tingkat 18. Hal ini memang dirasa tidak masuk nalar, namun menurut suku Tengger hal tersebut menjadi sebuah wangsit yang diterima sebagai petunjuk dan untuk membangun istana tersebut, Ki Bromo membutuhkan sesaji seperti palawija dan juga palawiji, namun tidak membutuhkan korban manusia. Dan hal tersebut membuat para warga suku Tengger beranggapan bahwa erupsi tersebut menjadi sebuah bencana merupakan pantangan besar karena dengan adanya erupsi Gunung Bromo tersebut memberikan keberkahan tersendiri karena dapat menyuburkan lahan pertanian milik warga.
Mentaati Peraturan
Jadi itulah beberapa kisah mistis yang ada di Gunung Bromo, meskipun sulit untuk diterima nalar dan bahkan merupakan sebuah tahayul, namun di setiap daerah tentu saja terdapat syarat dan ketentuan. Oleh karena itu jika memang ingin mengunjungi Gunung Bromo, maka sebaiknya taati semua peraturan yang ada dan lebih baik memiliki niat yang baik. Jika memang masih bingung dan tidak terlalu mengerti, maka ada baiknya jika bertanya kepada orang yang sudah mengerti atau penjaga dari tempat wisata Gunung Bromo tersebut. Jadi memang terdapat kisah mistis mengerikan dibalik keindahan Gunung Bromo.

Senin, 27 Maret 2017

MISTERI GUNUNG NGLANGGERAN



2

Kawasan Gunungkidul telah dapat keindahan pantainya yg memanjang. Dgn kata lain, keindahan bawah laut kawasan ini sertatelah dikenal luas.
Duludengan cara apa jikalau Kamu penggemar wisata alam? Tidakbutuh khawatir, Gunung Kidul pula mempunyai objek wisata alam ygtidak kalah indahnya bersamabawah laut. Salah satunya objek wisata Gunung Api Purba Nglanggeran.
Sejarahnya, gunung yg terletak di desa Nglanggeran kecamatan Patuk Kab Gunungkidul ini sempat aktif 30-60 juta thn yg dulu. Berada di kawasan Baturagung bersamaketinggian antara 200-700 meter di atas permukaan laut bersama suhu rata rata 23-27 derajat celcius.
Terletak 20 kilo meter dari pusat kota Yogyakarta Kamu lumayan berkendara bersama mobil sewaktu satu jam utk hingga ke kawasan ini. Rute yg menanjak tapi telahberaspal mulus ini serasi buat dijadikan wisata adventure.
Buat hingga ke puncak gunung ini Kamu mesti mendaki sewaktu 1-1.5 jam dgn jalur mendaki lumayan ekstrem. Kemiringan sisi 30-45 derajat dapat Kamu tempuh disini.Tapi kalau telah mencapai puncak, Kamudapat menikmati keindahan sunset diantara ladang persawahan atau suasana kota Gunungkidul terhadap tengah malam hri jugakota Jogjakarta yg mengecil bersama lampu kuning warna-warni bak kunang-kunang. Sungguh keindahan yg tak ada tara.
Elemen unik yg ada di kawasan ini yaitu misteri 7 kepala keluarga yg mendiami wilayah puncak gunung tersebut. Menurut Mursidi selaku Ketua Grup Sadar Wisata (pokdarwis) Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran, kawasan tersebut cuma boleh ditempati oleh 7 kepala keluarga, tidak lebih ataupun kurang.
Kepercayaan tersebut telah turun temurun & mesti ditaati tepat dgn pesan sesepuh pepunden dari dusun Tlogo ialah Eyang Iro Dikromo. Seandainya kepala keluarga ygtinggal di dusun ini kurang atau lebih sehingga dapat berjalan hal-hal tidak baik yg tak di harapkanElemen ini sanggup diliat dgn keberadaan makam di Puncak Nglanggeran. Oleh dikarenakan itu, apabila anak-anak mereka telah berkeluarga sehingga keluarga baru tersebut mesti meninggalkan Dusun Tlogo Mardhido.
Gunung Nglanggeran litologinya tersusun oleh fragmen material vulkanik sepuh ini mempunyai dua puncak merupakan puncak barat & puncak timur, pun suatu kaldera ditengahnya. kini Gunung Nglanggeran berupa jajaran gunung batu raksasa dgn pemandangan eksotik juga wujud & nama yg unik dgn beraneka ragam narasi rakyat sbgpengiringnya. Gunung-gunung tersebut rata rata disebut tepatdgn wujudnya, seperti Gunung 5 Jari, Gunung Kelir, & Gunung Wayang.
Dalam kebiasaan pementasan wayang kulit di daerah Ngalanggeran tak diperbolehkan mengangkat narasi mengenai Raden Ongkowijoyo. Terlebih narasi berkaitan Raden Ongkowijoyo kalah/tewas dalam peperangan/ pertempuran. Apabila ada yg melanggar dapat berjalan musibah. Bahkan menurut pengalaman yg sempatberlangsungterhadap dikala pertunjukan wayang itu digelar berjalan ’rajapati’ (pembunuhan).
Gunung Nglanggeran pun dikenal sbg Gunung Wahyu lantaran tidak sedikit orang yg sesudah laksanakan ritual & meditasi di ruang ini keinginannya terkabul. Bahkan konon Sri Sultan HB IX sempat mengadakan ”wilujengan” di gunung ini diwaktu berjalan kekacauan politik akibat G30/S kepada thn 65-an. Maka suasana kekacauan politik di Yogyakarta tak ikut berlarut-larut.
Menurut narasi Gunung Nglanggeran mempunyai mata air (tuk) di puncaknya yg dinamakan yang merupakan ” Tlogo Wungu” tapi telaga ini tak nampak dengan cara kasat mata (cuma orang tertentu yg dapatmenyaksikan), yg nampak cuma mata air bawahannya / limbahnya (sendang) yg dikenal bersama nama ”comberan”. Di puncak gunung tersebut pun terdapat ”Tlogo Pengguyangan’. Tlogo Wungu ini konon diakui dipakai oleh para bidadari yg turun dari kayangan (langit) buat membersihkan diri (mandi). Konon di telaga ini gayungnya terbuat dari emas (canting kencono) & ruang menampung airnya pula terbuat dari emas (bokor kencono) pun jalan menuju pemandiannya berupa undak-undakan bertahtakan emas.
Sedangkan Tlogo Pengguyangan yakni ruangan buat memandikan ”Jaran Sembrani” (kuda putih bersayap sbg tunggangannya para bidadari). Faktor ini diakui sebab terbukti bersama adanya secon tapak kaki kuda berbentuk tapal kuda di bebatuan di dekat Tlogo Wungu. Kalau daerah ini dilandamasa kemarau berkepanjangan, sehingga sesepuh desa laksanakan ritual tertentu utk memohon turunnya hujan pada ”Yang Maha Kuasa” di Tlogo Wungu setelah itumenguras ”comberan” dari mata air tersebut, tak lama selanjutnya hujan bakal serentak turun. Telaga lainnya yg serta berada di puncak gunung yakni ”Tlogo Mardidho” air dari telaga ini dipakai warga setempat utk mengairi sawah yg pun berada di puncak gunung. Air dari telaga-telaga di puncak gunung ini diakui berkhasiat dapatmenyembuhkan beraneka macam penyakit.

http://ceritahoror.id/2016/05/cerita-mistis-gunung-nglanggeran/


MISTERI GUNUNG CIREMAI


Gunung Ciremai yang berketinggian 3078 meter di atas permukaan laut memiliki banyak jenis tumbuhan. Mulai dari pohon pinus, pohon seruni, dan dan pohon kopi. Jenis margasatwa pun banyak berkeliaran. Dari sekian banyak tumbuhan dan jenis burung ada beberapa hewan yang dipercaya mempunyai kekuatan mistik. Mendekati puncak, banyak beterbangan ayam alas dengan bulunya yang bersih mengkilat. Gunung Ciremai identik dengan Sunan Gunung Jati, salah satu Walisongo, penyebar Islam di Jawa Barat.

Sekitar tahun 1521-1530, Sunan Gunung Jati diyakini bertapa di puncak Ciremai. Ketika itu, bangsa Portugis begitu kuat menekan para ulama, pejuang, dan rakyat kecil. Menjelang peperangan, Sunan Gunung Jati naik ke puncak Ciremai bertapa, menyendiri dan bermunajad kepada Tuhan. Tempat tapa dan pertemuan para wali itu bernama Batulingga dan diyakini oleh masyarakat Cirebon sebagai tempat ngalap berkah memberi manfaat dan membantu orang-orang yang dalam kesulitan.

Nyi Linggi dan Macan Tutul
Satu misteri yang selalu menjadi perbincangan masyarakat sekitar Gunung Ciremai adalah misteri Nyi Linggi dan dua macan kumbang. Menurut Maman, salah satu juru kunci Ciremai, setelah Sunan Gunung Jati tidak bertapa di Batulingga, maka Nyi Linggi datang ke tempat tersebut menggantikan Sunan Gunung Jati.

Namun kedatangan Nyi Linggi ke Batulingga tidak sendirian, ia ditemani oleh dua binatang kesayangannya yaitu macan tutul. Kedatangan Nyi Linggi ke Batulingga ingin mendapatkan ilmu kedigdayaan. Tapi sayangnya Nyi Linggi gagal memperoleh ilmu yang diinginkan. Nyi Linggi meninggal dunia di Batulingga sementara dua temannya yaitu macan tutul hilang entah ke mana. Kabarnya masyarakat setempat menemukan mayat Nyi Linggi. Kejadian aneh sering terjadi di sekitar Batulingga, yaitu sosok Nyi Linggi dan dua macan tutul sering menampakkan diri.

Cikal Bakal Nenek Moyang
Selain sebagai tempat bertapanya Sunan Gunung Jati, ternyata Gunung Ciremai sejak ribuan tahun silam telah dihuni oleh manusia purba. Masyarakat Kuningan dan sekitarnya terutama mereka yang hidup di kawasan kaki Gunung Ciremai merasa bangga. Mereka yakin bahwa asal-usul orang-orang Jawa Barat datangnya dari Gunung Ciremai. Keyakinan tentang hal ini diperkuat oleh ditemukannya beberapa benda bebatuan yang diyakini zaman Batu Besar. Umurnya sekitar 3.000 tahun Sebelum Masehi.

Pada tahun 1972 ditemukan batu besar berbentuk peti mati. Penemuan itu mengandung makna bahwa di kaki Gunung Ciremai telah dihuni oleh manusia sejak ribuan tahun Sebelum Masehi. Dipercaya pula bahwa arwah nenek moyang berkumpul dan sering menampakkan diri. Para ahli peneliti sepakat bila wilayah Kuningan Gunung Ciremai merupakan tempat bermukim manusia tua usia. Mereka memuja arwah nenek moyang untuk meminta berkah kesuburan tanah, kemakmuran, dan kesejahteraan.

Injak Bumi Hindari Hantu
Maman (juru kunci Ciremai yang mengantar posmo ke puncak Ciremai) selalu menghentikan langkahnya dan mengucapkan Assalamualikum ketika memasuki pos. Menurut Maman, jika ingin selamat dan tidak diganggu oleh dedemit nakal injak bumi sebanyak tiga kali lalu ucapkan salam. Ini bermakna bahwa penghuni pos atau dedemit penguasa tidak merasa tersinggung oleh datangnya manusia. ‘’Di sini (Ciremai) banyak manusia jadi korban. Tidak hanya manusia yang mati, tapi juga kuda. Mereka tidak kuat melaksanakan tugas yang dibebankan penjajah Belanda, hingga menemui ajalnya,’’ kata Maman.

Misteri Jalak Hitam
Ketika perjalanan sudah mencapai Pengalap atau pos VI, berarti pendakian telah mencapai separuh. Dan harus berhati-hati jika sudah memasuki Pengalap atau pos VI. Pengalap berarti jemputan. Di pos Pengalap setiap pendaki akan didatangi dua binatang yang sampai sekarang masih misteri keberandaannya, yaitu Jalak Hitam dan Tawon Hitam.

Maman yang mengaku naik ke puncak 3 kali setiap bulan, sampai sekarang mengaku belum tahu mengapa Jalak Hitam selalu mengiringi pendaki dari Pengalap ke Seruni. Dan, juga Tawon Hitam yang selalu datang mengganggu. Pengasinan berarti asin. Khusus bagi masyarakat Linggarjati bermakna bahwa siapa saja yang ingin mencapai puncaknya dengan cepat dan selamat sampai di rumah diharuskan membawa ikan asin.

Enam Belas Jam Menuju Puncak
Gunung Ciremai diapit dua kabupaten yaitu Kuningan sebelah timur dan Majalengka sebelah barat. Untuk mencapai puncak Ciremai bisa melalui tiga jalur yaitu Linggarjati dari arah timur, Pelutungan dari arah selatan, dan Majalengka dari arah barat. Medan paling berat dan menguras tenaga dan juga sangat berbahaya adalah jalur dari sisi timur melewati Desa Linggarjati, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan. Jarak tempuhnya kurang lebih 8 km, 90 persen jalannya terjal.

Gunung Ciremai termasuk salah satu gunung paling berat di tanah Jawa. Masyarakat setempat dan juga para pendaki menyebutnya jalur maut. Untuk mencapai puncaknya butuh waktu sekitar 12 sampai 16 jam perjalanan. Tergantung kekuatan fisik pendaki. Gunung Ciremai memang tidak terlalu tinggi, hanya 3.078 mdpl. Namun start pendakian dimulai dari ketinggian sekitar 750 mdpl, maka perjalanan cukup panjang.

Dengan demikian, sisa perjalanan menuju puncak Ciremai sekitar 2.350 meter garis vertikal atau sekitar 8 km melalui jalur. Perlu diketahuil, dari semua gunung yang ada di tanah Jawa hanya Gunung Ciremai-lah yang start pendakiannya dimulai dari ketinggian 750 mdpl. Jalur dakinya tidak ada jalan datar, 90 persen berjalur terjal dan sudut kemiringannya antara 70 sampai 80 derajat.

Pantangan di Gunung Ciremai
Menurut juru kunci gunung, pantangan di Gunung Ciremai tidak boleh mengeluh, memegang lutut, kencing dan buang air besar sembarangan. Setiap memasuki pos diharuskan mengucapkan salam sebagai tanda minta izin masuk dan pertanda kesopanan. Menurut Maman, setiap pos yang jumlahnya 12 pos banyak dihuni dedemit. Ucapan salam tidak hanya ketika datang tapi juga saat meninggalkan gunung.
Diposkan oleh 'blog penasaran' di 08.59

Gunung Ciremai juga terkenal dengan mitos Nini Pelet.
Pelet itu berasal dari nama seorang tokoh legendaris, ialah Nini Pelet dari gunung Ciremai Cirebon, dan Mbah Buyut Pelet dari Pajajaran.

Jadi istilah Pelet yg bertujuan untuk menarik pujaan hati,
ialah berasal dari istilah ketenaran seorang tokoh yg ilmunya sangat hebat dalam bidang percintaan, yg dalam hal ini ialah kedua tokoh dari Sunda tersebut

Spirit dari Nini Pelet, ialah Djinn Quraesin dari Rawa Onom Banjar Parahyangan zaman Prabu Selang Kuning, sebagian berpendapat dewi quraesin ini bukan dari rawa onom tapi bertempat di kaki gunung ciremai .
Dewi Quraesin dan Nyi Pelet itu dapat dikalahkan keilmuannya oleh Ki Buyut Mangun Tapa dari Cirebon keturunan Mbah Kuwu Cakrabuana dan Kitab Ilmu Pelet Dewi Quraesin dapat direbut oleh Ki Buyut dan dipelajari juga disempurnakan dengan keilmuan hikmah. Sehingga Ilmu Pelet Jaran Goyang sekarang terbagi menjadi 2 silsilah dan khodam ada yang berasal dari Nini Pelet dan Dewi Quraesin ada yang berasal dari Ki Buyut Mangun Tapa.

JALUR PENDAKIAN GUNUNG CIREMAI

Jalur Linggarjati

Jalur pendakian dari Linggarjati ini sangat jelas, karenanya menjadi pilihan utama para pendaki. Dibandingkan dengan jalur lain, jalur Palutungan misalnya, jalur Linggarjati ini lebih curam dan sulit, dengan kemiringan sampai 70 derajat. Di jalur ini air hanya terdapat di Cibunar.

Dari Desa Linggarjati berjalan lurus, kurang lebih 1/2 jam, mengikuti jalan desa melewati hutan pinus, kita akan sampai di Cibunar (750 m.dpl). Disini kita menjumpai jalan bercabang, ke arah kiri menuju sumber air dan lurus ke arah puncak. Kalau tidak bermalam di Desa Linggarjati, kita bisa berkemah di Cibunar ini.
Persediaan air hendaknya dipersiapkan disini untuk perjalanan pulang pergi, karena setelah ini tidak ada lagi mata air. Dari Cibunar, kita mulai mendaki melewati perladangan dan hutan Pinus, dan kita akan melewati Leuweung Datar (1.285 m.dpl), Condang Amis (1.350 m.dpl), dan Blok Kuburan Kuda (1.580 m.dpl), disini kita dapat mendirikan tenda. Dari Cibunar sampai ke Blok Kuburan Kuda dibutuhkan waktu kira-kira 3 jam.
Jalur akan semakin curam dan kita akan melewati Pengalap (1.790 m.dpl) dan Tanjakan Binbin (1.920 m.dpl) dimana kita bisa temui pohon-pohon palem merah. Selanjutnya kita lewati Tanjakan Seruni (2.080 m.dpl), dan Bapa Tere (2.200 m.dpl), kemudian kita sampai di Batu Lingga (2.400m.dpl), dimana terdapat sebuah batu cukup besar ditengah jalur. Menurut cerita rakyat, dasar kawah Gunung Ciremai sama tingginya dengan Batu Lingga ini. Perjalanan dari Kuburan Kuda sampai ke Batu Lingga ini memakan waktu sekitar 3 - 4 jam. Di beberapa pos, kita dapat jumpai nama tempat tersebut, walaupun kadang kurang jelas karena dirusak. Dari Batu Lingga kita akan melewati Sangga Buana Bawah (2.545 m.dpl) dan Sangga Buana Atas (2.665 m.dpl), mulai di jalur ini kita bisa memandang kearah pantai Cirebon. Burungburung juga akan lebih mudah kita jumpai di daerah ini, dan selanjutnya kita akan sampai di Pengasinan (2.860 m dpl), yang dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam dari Batu Lingga. Di sekitar Pengasinan ini akan dijumpai Edelweis Jawa (Bunga Salju) yang langka itu, namun dari waktu ke waktu semakin berkurang populasinya. Dari Pengasinan menuju puncak Sunan Telaga atau Sunan Cirebon (3.078 m.dpl) masih dibutuhkan waktu sekitar 0,5 jam lagi, dengan melewati jalur yang berbatu-batu.

Dari puncak, akan kita saksikan pemandangan kawah-kawah Gunung Ciremai yang fantastis. Bila cuaca cerah kita juga dapat menikmati panorama yang menarik ke arah kota Cirebon, Majalengka, Bandung, Laut Jawa, Gunung Slamet dan gunung-gunung di Jawa Barat. Pemandangan lebih menarik akan kita jumpai pada waktu matahari terbit dari arah Laut Jawa. Suhu di puncak bisa mencapai 8 -13 C. Dari puncak ke arah kanan kita bisa menuju ke kawah belerang yang ditempuh dalam 1,5 jam perjalanan. Untuk mengitari puncak dan kawah-kawahnya, diperlukan waktu 2,5 jam.

Dari Puncak kearah kiri 15 - 20 menit perjalanan, kita akan jumpai 3 buah cerukan, yang posisinya lebih rendah dari puncak dinding kawah, tempat yang cukup nyaman untuk bermalam dan berlindung dari tiupan angin kencang dari arah kawah.

Perjalanan mendaki puncak Gunung Ciremai rata-rata membutuhkan waktu 8-11 jam dan 5-6 jam untuk turun, dengan demikian kita harus mendirikan tenda di perjalanan. Karena itu perlengkapan tidur (sleeping bag, tenda dsb.), dan perlengkapan masa adalah suatu keharusan.

Pendakian pada musim kemarau cukup menyenangkan karena cuaca lebih bersahabat, dan kondisi medan tidak terlalu licin, serta pemandangan lebih cerah.

Jalur Palutungan

Jalur Palutungan tidak terlalu curam seperti jalur Linggarjati, tetapi kita harus menambah waktu tempuh 2-3 jam. Dari Terminal Kuningan kita bisa langsung menuju Desa Palutungan yang jaraknya 9 km dengan Angkutan Pedesaan. Fasilitas telepon Interlokal terakhir tersedia di Kuningan. Di Palutungan hanya ada toko-toko kecil, maka sebaiknya keperluan logistik untuk bekal pendakian dipenuhi di Kuningan. Di Desa Palutungan terdapat areal perkemahan yang bernama Bumi Perkemahan Erpah, perjalanan hanya membutuhkan waktu 10 menit, dan setiap hari libur banyak pengunjung berwisata di tempat ini. Persedian air untuk pendakian sebaiknya disiapkan di desa ini dan untuk menginap.

Dari Palutungan pendakian kita teruskan melalui Cigowong Girang (1.450 m.dpl), selama 3 jam perjalanan, dimana terdapat sebuah sungai kecil yang lebarnya ± 1 - 1,5 m. Disini kita bisa menambah persediaan air dan mendirikan tenda di tempat ini, walaupun tempatnya kurang memadai dan suhu sudah cukup dingin. Selanjutnya kita akan memasuki hutan dan melalui Blok Kuta (1.690 m.dpl) dan Blok Pangguyungan Badak (1.790 m.dpl).
Dari Tegal Jumuju perjalanan kita teruskan menuju ke Sanghyang Rangkah, Selama 2 jam perjalanan. Di Sanghyang Rangkah menuju terdapat lokasi pemujaan yang sering di pergunakan oleh penduduk di sekitar lereng untuk upacara memohon keselamatan. Dari sini perjalanan kita teruskan menuju ke Gua Walet (2.925 m dpl), selama 4 jam perjalanan.

Gua walet merupakan bekas letusan yang berbentuk terowongan. Disini kita juga bisa mendirikan tenda untuk bermalam. Esok harinya kita bisa menuju ke Tepi Kawah (3.056 m dpl) dan Langsung ke puncak, selam 3 jam perjalanan.

Pemanduan, Perijinan dan Keadaan Darurat
Jika ingin mendaki Gunung Ciremai kita dapat meminta ijin di PERHUTANI Kuningan dan Polisi setempat (POLSEK Kuningan), dengan alamat: PERHUTANI KPH Kuningan Jl. Siliwangi 43 Kuningan- Jawa Barat (Telp. 0232-81144). Kita juga harus mendapat Rekomendasi dari Dinas Sosial Politik (Ditsospol) Kabupaten Kuningan dan Ijin dari Kepolisian Resort Kuningan.

Bila kita mendaki lewat Desa Linggarjati, kita harus melapor ke petugas PERHUTANI, Pak Juned untuk perbaikan pondok pendaki. Pak Juned dapat memberi informasi tentang jalur pendakian Gunung Ciremai, juga bisa membantu mencarikan pemandu atau porter. Bila kita lewat jalur Apui kita melapor dahulu kepada PERHUTANI unit Apui.Untuk mencari Pemandu gunung dapat di cari di Apui. Bila terjadi keadaan darurat saat melakukan pendakian di Gunung Ciremai selain menghubungi aparat desa setempat,bisa juga menghubungi Organisasi Pencinta Alam, AKAR di Kuningan dan WANADRI di Bandung.

Perjalanan kita teruskan dengan melewati Blok Arban (2.030 m.dpl), kemudian Tanjakan Assoy (2.108 m.dpl). Di tempat ini kita bisa beristirahat sebelum melewati tanjakan yang cukup curam. Dari Cigowong Girang diperlukan waktu 4-5 jam menuju tempat ini. Selanjutnya kita akan melewati Blok Pesanggrahan (2.450 m.dpl) dan Blok Sanghyang Ropoh (2.590 m.dpl), kemudian kita akan sampai pada pertigaan (2.700 m.dpl) yang menuju ke Apui dan ke Kawah Gua Walet. Kira-kira 2 jam waktu tempuh dari Tanjakan Assoy ke pertigaan ini. Dari pertigaan kita menuju Kawah Gua Walet (2.925 m.dpl) dan ke puncak Sunan Cirebon, yang diperlukan waktu 1,5 jam perjalanan.

Jalur Maja (via Apui, Cipanas )

Untuk mencapai kampung Apui, Cipanas. Dari arah kota Cirebon naik bus menuju ke Majalengka, lalu dilanjutkan dengan naik minibus menuju ke Maja (556 m dpl). Setelah sampai di Maja kita turun dan naik lagi Angkutan Pedesaan menuju ke Desa Cipanas. Di Desa Cipanas kita akan menemui lahan bekas perkebunan Teh Argalingga yang sangat luas tapi sekrang telah berubah menjadi lahan sayur-sayuran. Di sini saat matahari tenggelam di ufuk barat pemandangannya sangat indah.

Dari desa Cipanas, perjalanan kita teruskan menuju ke kampung Apui (1.100 m dpl) dengan angkutan pedesaan. Setiba di kampung Apui kita mempersipakan kebutuhan air karena sepanjang jalur pendakian tidak terdapat mata air. Kampung Apui, Mayoritas penduduknya Sunda dan bermata pencaharian sebagai petani sayur-sayuran. Jalan masuk ke kampung ini banyak terdapat tanjakan - tanjakan dengan kemiringan hampir 70 derajat.

Awal pendakian dimulai melewati perladangan dan hutang produksi selam 3-4 jam kita akan sampai di Berod. Disini kita akan menemui pertigaan, kita ambil yang ke arah puncak). Setiba di Berod perjalanan kita teruskan menuju ke Simpang Lima (Perempatan Alur), perjalanan memakan waktu sekitar 0,5 jam dari Berod, lalu di teruskan menuju Tegal Mersawah. Di Tegal Mersawah perjalanan langsung kita teruskan menuju ke Pangguyangan Badak. Disini kita bisa beristirahat. Perjalanan kita teruskan 2 jam lagi kita akan sampai di Tegal Jumuju (2.520 m dpl). Dari Tegal Jumuju perjalanan kita teruskan menuju ke Sanghyang Rangkah, Selama 2 jam perjalanan. Di Sanghyang Rangkah menuju terdapat lokasi pemujaan yang sering di pergunakan oleh penduduk di sekitar lereng untuk upacara memohon keselamatan. Dari sini perjalanan kita teruskan menuju ke Gua Walet (2.925 m dpl), selama 4 jam perjalanan.

Gua walet merupakan bekas letusan yang berbentuk terowongan. Disini kita juga bisa mendirikan tenda untuk bermalam. Esok harinya kita bisa menuju ke Tepi Kawah (3.056 m dpl) dan Langsung ke puncak, selam 3 jam perjalanan.

Pemanduan, Perijinan dan Keadaan Darurat
Jika ingin mendaki Gunung Ciremai kita dapat meminta ijin di PERHUTANI Kuningan dan Polisi setempat (POLSEK Kuningan), dengan alamat: PERHUTANI KPH Kuningan Jl. Siliwangi 43 Kuningan- Jawa Barat (Telp. 0232-81144). Kita juga harus mendapat Rekomendasi dari Dinas Sosial Politik (Ditsospol) Kabupaten Kuningan dan Ijin dari Kepolisian Resort Kuningan.


MISTERI GUNUNG SUMBING

PENGALAMAN MISTIS GUNUNG SUMBING (PENDAKIAN SEORANG DIRI)

 Seperti yang kita tahu , Gunung Sumbing merupakan gunung yang telah terkenal dengan keangkerannya. Tidak sedikit pula pendaki yang pernah merasakan pengalaman mistis di gunung ini. Termasuk salah satunya saya...Peristiwa ini terjadi sudah lama sekali. Tapi saya pikir tak ada salahnya menceritakan kembali untuk sekedar berbagi pengalaman. Berawal dari liburan panjang , saya mulai merancanakan perjalanan mendaki gunung. Tujuan pendakian kali ini adalah gunung yang telah lama menjadi impianku untuk menjajal lerengnya , ya...Gunung Sumbing. Berulang kali saya mencoba membentuk kelompok dan mencoba mengajak teman untuk mendaki gunung ini. Tapi selalu saja gagal dengan alasan beragam. Begitupun kali ini , tak ada satu kawanku yang mau ikut serta dalam pendakianku kali ini. Yaaaa...apa boleh buat , akhirnya nekat berangkat seorang diri. Nantinya kan ketemu pendaki lain di base camp… begitu pikirku.

Sebelumnya aku telah browsing di internet mengenai jalur pendakian Gunung Sumbing. Setelah mempertimbangkan berbagai hal , akhirnya ku putuskan untuk lewat Jalur Cepit. Akupun memacu kendaraanku dari Semarang menuju Temanggung seorang diri. Setiba di Temanggung , aku mulai bertanya kepada orang yang kebetulan kutemui di pinggir jalan. Setelah bertanya kesana kemari , akhirnya akupun sampai juga di Dusun Cepit , desa Bulu yang dimana Basecamp jalur pendakian Cepit berada. Dusun ini terletak di kecamatan Pagergunung dan cukup jauh dari jalan raya Temanggung-Wonosobo. Cukup sulit juga untuk mencapai dusun ini.
Setiba di Basecamp , apa yang saya pikirkan mengenai adanya pendaki lain yang bakal jadi teman seperjalanan tidak terwujud. Tak ada satupun pendaki yang mendaki hari ini..cuma diriku saja yang berniat mendaki hari ini. Mungkin karena kunjunganku diwaktu musim penghujan yang tak tepat sehingga tidak ada satupun pendaki yang datang. Tapi akupun tak ambil pusing dan tetap maju menggapai puncak Gunung Sumbing. Setelah mendaftar dan menitipkan sepeda motor , tanpa buang waktu aku langsung saja cap cus karena sadar diriku berpacu dengan hujan yang kapan saja bisa turun. Melalui trek awal yang menanjak di jalan beraspal saat siang hari merupakan siksaan berat. Tapi langkah kaki ini tetap saja berayun seirin nafas yang mulai tersengal-sengal. 
jalur cepit
Di penghujung jalan aspal , jalan pun berganti dengan jalan setapak. Bekas hujan semalam tanpak terlihat dari basahnya jalan. Sayapun masih tak bertemu pendaki lain. Tapi positif thinking masih saja kupakai dan tetap berjalan menuju puncak. MP3 player pun kunyalakan sekedar melepas keheningan suasana. Di saat sunyi ini , tiba tiba terdengar suara ramainya orang-orang mendaki di atas jalur tempatku saat ini berada. Dari ramainya bisa ku perkirakan ada sekitar 30 orang lebih berada di depanku. Dari suaranya akupun menduga kalau sebagian besar pendaki ini adalah anak pramuka. Karena suara yang kudengar seperti suara orang sedang latihan baris berbaris. Ada juga suara pasangan muda mudi yang tertawa riang bersama.
Kontan saja saya senang mengetahui ada tanda-tanda manusia lain yang juga mendaki dihari ini. Sayapun mempercepat langkah mengejar suara pendaki yang kudengar sebelumnya. Setelah berjalan dengan nafas yang hampir putus , akupun masih tak menemukan pendaki lain. Bahkan setelah setengah perjalananpun masih tak kutemui satupun manusia di sepanjang jalur menuju puncak. Kembali positif thinking memenuhi pikiranku...barangkali mereka telah sampai puncak dan mendirikan tenda. Aku pun kembali berjalan menuju puncak. Menjelang maghrib , 2\3 jalur menuju puncak telah kuraih. Suasana berubah menjadi gelap. Angin pun bertiup kencang dan awan mendung tampak menggantung dilangit. Lha ini....hujan yang kutakutkan tampaknya akan segera turun....waduuuhhh...saat sendirian di tengah gunung rasanya tak lucu bila
kawah gunung sumbing
kehujanan...begitu pikirku...karena itu aku mempercepat sedikit langkahku...aku seperti buta arah...jalur yang semula terlihat menghilang dari pandangan. Hanya rumput ilalang yang ada di kontur tanah yang menanjak tajam...apa mungkin aku salah ambil jalur?kembali aku bertanya di dalam hati sambil mengumpat berulang kali. Tapi aku tak mau menyerah...walau memang tersesat sedikit demi sedikit aku-pun menambah ketinggian. Dengan mengandalkan naluri dalam keterbatasan penglihatan , aku pun terus merayap di jalur yang memiliki kemiringan tanah yang cukup tajam. Walau perut memang terasa lapar aku pun terus naik. Istirahat sebentar mengambil nafas sambil mengganjal perut dengan roti tawar menjadi ritme yang kupilih. Prioritas utamaku adalah puncak!!!!tak ada yang lain...karena bila aku bisa mencapai puncak , awan hujan setidaknya berada dibawahku dan aku akan aman dari hujan..aku pun terus naik dan naik...dan sungguh tak di kira , tanpa disangka ; tahu-tahu aku telah sampai di puncak Bayangan..sebuah tempat datar di pinggir kaldera kawah di Gunung Sumbing...Puncak Sejati terlihat begitu dekat. Di sini aku kembali keheranan dan tak habis pikir. Karena Puncak Bayangan ini merupakan satu-satunya tempat terakhir mendirikan tenda sebelum menuju puncak dan tak ada satupun tenda yang berdiri di tempat ini , berarti...suara yang ku dengar saat menuju puncak tadi suara siapa yah?karena tak ada satupun manusia yang kutemui sepanjang jalan menuju puncak , tak ada juga satupun manusia yang mencapai puncak selain aku. Di tambah seingatku di buku tamu tak ada pendaki lain yang ke puncak hari ini selain diriku seorang. Apa mungkin ya?...apa mungkin...suara yang kudengar dibawah tadi adalah bukan suara manusia alias suara setan atau sebangsanya. Mungkinkah suara ini adalah suara dari Pasar Setan yang memang sudah terkenal keberadaannya di Gunung Sumbing. Tapi setahuku..Pasar Setan hanya di temui di Jalur Pendakian Garung yang berada di Kledung.
Klruuuukkkk...suara perutku yang lapar memecah suasana..segera ku dirikan tenda seorang diri. Walau agak kepayahan akhirnya tenda pun berdiri..setelah barang barang masuk semua ke dalam tenda , kompor ku nyalakan dan mulai memasak...menunya sudah pasti , apalagi kalau bukan mie instan rebus...entah ini makan siang atau makan malam aku sudah tak tahu lagi. Pasalnya perut ini sejak siang belum kemasukan apa apa kecuali air dan roti tawar..mie instan rebus pun tersedia dengan bau yang harum...sebuah kemewahan tersendiri menyantap mie rebus di atas puncak gunung walau terasa hambar ketika kusantap...mungkin karena perut ini telah terlanjur kosong dan tak mau di masuki makanan apapun. Tetapi tetap saja ku paksakan makanan masuk ke mulutku walau terasa mau muntah...ini ku lakukan agar tubuhku cepat pulih dari kondisi kecapaian. Segelas kopi menutup makan malamku..minuman ini ku teguk pelan pelan sambil menikmati pemandangan malam dari atas puncak gunung Sumbing...tak terlihat apa-apa seh...karena awan mendung memenuhi pemandangan bawah..hehehe..dan dari gelagar petir yang berulang kali menyambar saut menyaut...aku tau di lereng gunung ini terjadi hujan yang cukup lebat...beruntung aku bisa mencapai puncak pada waktunya sehingga tak terjebak dalam derasnya hujan. aku cukup puas bisa meraih puncak gunung sumbing di pendakian ku yang pertama di gunung ini...sendiri lagee...ya hanya sendiriii...
sunrise sumbing full

Sejenak ku merenung..menikmati malam dalam kesendirian...suara angin menderu-deru menerpa tendaku...memang sih aku terbiasa mendaki seorang diri , tapi tenda tanpa tetangga pun……………. terasa SEPIII................hiks hiks...kemana semua orang ya...kok tak ada satupun pendaki yang naik???tapi sekali lagi positif thinking memberiku harapan sekali lagi..barang kali esok nanti aku bisa bertemu dengan pendaki lain yang sedang Sunrise Attack...tak banyak hal yang bisa kulakukan malam itu..hanya bengong tanpa teman ngobrol...lalu akhirnya ku putuskan untuk tidur di dalam kehangatan sleaping bag..
Jam setengah 4 pagi aku terbangun dengan kaki yang membeku...tampaknya kaos kaki yang berlapis lapis ku pakai pun tak berpengaruh pada dinginnya pagi...segera ku membuat minuman penghangat...segelas kopi pun tersaji...sambil menyeruput kopi aku pun keluar menunggu mentari yang sebentar lagi muncul...perasaanku masih penasaran dengan suara yang ku dengar sewaktu aku naik...tapi sampai langit mengeluarkan semburat merah , bahkan sampai mentari naik di atas ufuk pun tak satu pun pendaki yang naik ke puncak...berarti benar suara ramainya orang yang ku dengar sewaktu aku naik kemarin bukan suara manusia melainkan suara BANGSA HALUS. Setidaknya itu yang bisa ku simpulkan saat ini..
Yah apa boleh buat hari itupun kulewati menikmati pagi di puncak Sumbing dengan seorang diri. Gunung pun seakan milikku seorang..begitu juga dengan sunrise...yang tampak malu malu muncul di balik awan mendung..ada hikmahnya seh naik gunung seorang diri walau kayak orang hilang memang...hehehe...hanya saja....kenapa aku malah membawa kamera analog yang gak ada timer- nya???bodohnya aku...tadinya seh mau minta tolong pada pendaki lain...tapi sekarangpun tak ada yang bisa di minta tolong kan...hahaha….. akhirnya aku hanya ambil gambar pemandangan tanpa 1 gambarpun mengenai diriku...hahaha……… sial memang.
gunung sindoro

Aku pun turun gunung pada pukul 8 setelah menyempatkan diri menyantap sarapan pagi. Aneh juga rasanya makan seorang diri di ketinggian 3371 meter dari permukaan laut..perjalanan turun pun tak sesulit yang ku bayangkan...dalam perjalanan turun pun di sepanjang jalur tak kutemui satu pun pendaki yang mendirikan tendanya. Bekas tenda yang berdiri atau sisa sisa camping pun tak ada satu pun...Sesampai di Base Camp aku pun bertanya kepada penjaga Base Camp tentang ada tidaknya pendaki lain yang mendaki setelahku. Pemilik Base camp pun menjawab tidak ada dan cuma diriku yang naik ke puncak kemarin sambil memperlihatkan catatan buku tamu yang di situ hanya tertulis namaku pada hari kemarin. ini semakin menguatkan dugaan ku bahwa tak ada satu pun pendaki yang kemarin naik ke puncak kecuali diriku...berarti memang benar suara yang kudengar kemarin mungkin memang suara dari penunggu gunung sumbing ini...mungkin juga itu adalah suara Pasar Setan yang semenjak dahulu terkenal keberadaannya di gunung ini…..sungguh pengalaman tak terlupakan

http://negeriangin-kazeyuki.blogspot.co.id/2015/08/pengalaman-mistis-di-gunung-sumbing.html

Rabu, 15 Maret 2017

MISTERI GUNUNG RINJANI

Surga bagi para pecinta alam dan para pendaki gunung adalah gambaran dari Gunung Rinjani ini. Para pendaki dapat menempuh jalur senaru dan jalur pendakian sembalun, yang rata-rata harus ditempuh dalam waktu sekitar 7 – 10 jam. Ini karena jarak yang di tempuh kurang lebih 8 kilometer, yang dilakukan dengan berjalan kaki sambil menikmati pemandangan Gunung Rinjani. Ada pula objek wisata lain di sekitar Gunung Rinjani yaitu Danau Segara Anak yang merupakan hulu sungai Koko Puteq, dimana kebanyakan orang menggunakannya sebagi tempat meditasi. Danau inipun dimanfaatkan sebagian wisatawan untuk berkemah, mancing dan penduduk Lombok pun sendiri sering mengunjungi tempat tersebut untuk memanjakan diri berendam di kolam air panas.


Tapi dibalik keindahan gunung Rinjani, ada sebuah misteri yang tak pernah terkuak. Misteri yang berhubungan dengan alam gaib dan para penghuni-penghuni awal gunung Rinjani yang berwujud halus. Pada artikel ini, kita akan mengesampingkan keindahan gunung Rinjani untuk sejenak dan membahas kisah misteri ini.


Berikut ini adalah misteri dibalik Pegunungan Rinjani.



Gunung Rinjani masih merupakan gunung merapi aktif yang berada di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Gunung Rinjani ini juga adalah gunung tertinggi ketiga yang memiliki titik tinggi tertinggi 3.726 m dpl. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung merapi yang terletak pada lintang 8°25’ LS dan 116°28’ BT luas 41.330 ha dengan pemandagan yang luar biasa indahnya dan saat ini masih dalam perluasan area. Secara stratigrafi, aktivitas gunung ini adalah pembangunan kembali dari pembentukan kadera. Seperti kita ketahui bersama sejak tahun 1847 telah terjadi peletusan sebanyak 7 kali dengan istrahat terpendek minimal 1 tahun dan terpanjang itu 38 tahun.


Dipercayai penduduk serta masyarakat Lombok, puncak Gunung Rinjani ini dihuni oleh sosok ratu jin yang bernama Dewi Ajani. Menurut cerita rakyat, Ratu Dewi Anjani ini adalah Putri Raja yang memiliki kisah cinta yang tak sampai lantaran keluarga kerajaan melarangnya menikah dengan pujaan hatinya yang bukan dari keturunan seorang raja. Sehingga akhirnya Dewi Anjani inipun menghilang di sebuah titik mata air yang bernama Mandala. Makanya saat ini masyarakat Lombok sangat percaya bila Dewi Anjani menjadi penguasa dunia gaib di puncak gunung tersebut. Tempat bersemayam ratu jin ini disebut Segara Muncar. Katanya pada waktu tertentu istana ratu jin tersebut dapat dilihat dengan kasat mata.



Dipengunungan rinjani ini pun terdapat tempat–tempat yang diyakini tidak dapat dilewati oleh orang-orang karena memiliki kekuatan gaib. Konon, pernah ada seseorang tidak percaya dan memasuki tempat tersebut, membawa perlengkapan yang cukup canggih agar dapat kembali pulang tapi alhasil diapun menghilang dan tak pernah ditemukan. Kisah yang sama pernah terjadi pada 2 wisatawan Kanada di danau. Dengan keberaniaan cukup besar mereka ingin membuktikan kebenaran cerita rakyat setempat. Mereka berenang dari tepi ke tengah-tengah danau tersebut dan akhirnya hampir mati tenggelam. Mereka tau bahwa air di danau itu tak terlalu dalam, tapi seakan-akan ada yang menarik kaki mereka dari dasar danau tersebut.


Di kisah lain diceritakan juga tentang seorang wisatawan Jepang yang mondar-mandar di tepian danau ini mencari sepatunya yang hilang sebelah. Dia pun berjalan ke tengah danau dan tak pernah muncul lagi setelah itu. Setelah beberapa hari kemudian barulah jasadnya ditemukan mengapung di permukaan danau.


Sebagai orang Indonesia, cerita mengenai penghuni halus pegunungan seperti ini sudah sering kita dengar sebelumnya. Banyak orang yang mengakui bahwa kejadian-kejadian mistis seperti ini terjadi di hadapan mereka sendiri, sehingga sulit untuk tidak percaya walaupun logika berusaha menolak. Jika Anda gemar mendaki gunung, silahkan kunjungi pegunungan Rinjani dan buktikan sendiri.

http://www.anehdidunia.com/2012/05/misteri-gunung-merapi.html